Kisah Pakis dan Bambu

Ada seseorang pemuda yang putus asa dan ingin mati saja. Lalu ia pergi ke hutan bambu untuk bunuh diri, disana dia bertemu seorang kakek tua yang sedang mengumpulkan bambu, kemudian mereka berbincang-bincang. Si pemuda bertanya "Apakah kakek bisa memberi saya satu alasan yang baik untuk jangan berhenti hidup dan menyerah ?"
  

Jawab sang kakek, Coba lihat pakis dan bambu. Ketika menanam benih pakis dan benih bambu, aku merawat keduanya dengan sangat baik. Aku memberi keduanya pupuk dan air. Pakis tumbuh dengan cepat, daunnya yang hijau segar menutupi permukaan tanah hutan. Sementara itu benih bambu belum tampak apapun, tapi aku tidak menyerah.

Tahun kedua, pakis tumbuh semakin subur dan banyak, tapi belum juga ada yang muncul dari benih bambu. Tapi aku tak menyerah. Di tahun ketiga, benih bambu belum juga muncul, tapi aku tidak menyerah.

Di tahun berikutnya, muncul sebuah tunas kecil. Dibanding dengan pohon pakis, tunas itu tampak kecil tak berarti. Tapi 6 bulan kemudian, bambu itu menjulang sampai 35 meter. Untuk menumbuhkan akar akarnya itu di perlukan waktu lama. Akar yang kuat membuat bambu kokoh dan memberi apa yg di perlukan bambu untuk tetap tegak dan hidup ” kata sang kakek.

Tahukah kamu, anak muda, Tuhan tak akan memberi cobaan yang tak sanggup diatasi. Di saat menghadapi semua kesulitan dan perjuangan berat ini, kamu sebenarnya sedang terus menumbuhkan akar-akar mu. Tuhan tidak pernah meninggalkan mu. Janganlah membandingkan dirimu dengan orang lain, sebab Tuhan menciptakan setiap umatnya memiliki kelebihan  yang berbeda-beda untuk tujuan-Nya yg mulia.

Bambu mempunyai tujuan yang beda dengan pakis, tapi keduanya membuat hutan ini menjadi indah. Waktumu akan datang, kamu akan menanjak dan menjulang tinggi !

Lalu pemuda itu pergi meninggalkan hutan dan menyadari bahwa Tuhan tidak akan pernah berhenti bekerja di dalam hidupnya dan DIA juga tidak akan pernah menyerah terhadap dirinya.

Moral of the story nya yang bisa ditangkap adalah bersyukurlah dengan apapun keadaan kita dan jangan menyerah.

*dari berbagai sumber

0 comments:

Post a Comment